Sabtu, 02 Juli 2016

The Adventurous Gold Chapter4

4

Aku, johan dan robert kembali kerumah tua dimana rumah itu rumah kakek johan tinggal
“alhamdulillah, akhirnya kalian selamat, mana ayahmu edwan?”
aku hanya terdiam
“sudah sabar wan biarkan ayahmu bahagia dialam sana” ucap johan
“iya wan ayahmu sangat berjasa dalam menyelamatkan desa ini” sambung robert
“apakah ayah edwan telah terbunuh?” tanya kakek
“iya kek ayahku sudah terbunuh” balasku entah mengapa air mataku menetes
“yasudah kek aku pamit dulu aku akan pulang hari ini juga bersama jasad ayahku “ ucap pamitku
aku langsung menaiki mobil
Akhirnya aku sampai didepan rumah ibuku menyambutku dan memeluku
“edwan mana ayahmu?” entah apa yang harus ku katakan akuhanya terdiam lelah, ibuku menanyakannya lagi , lalu polisi mengangkat peti mati ayahku
“bu itu ayah” tunjuku kerah peti itu
ibuku langsung menangis dipenuhi dengan rasa tidak percaya beberapa menit kemudian akhirnya acara pemakaman ayahku dimulai, air mata terus menetes tiada henti yang diselimuti luka yang sangat dalam.
Setelah acara pemakaman selesai aku diundang oleh komandan ayahku untuk menghadiri acara nya besok.
akupun datang ke acara komandan ayahku bersama johan, kakek dan robert , aku melihat semua orang disana mengenakan pakaian rapih dan sangat gagah dan tidak sedikit pula yang memakai baju militer dengan pistol dikantongnya .
acarapun dimulai semua para undangan duduk dengan rapihnya.
komandan naik keatas panggung
“berdirinya saya disini ingin mengucapkan banyak banyak rasa terimakasih kepada para undangan yang sudah hadir dan saya berterimakasih kepada Alm.Adam Herjakson yang kini beliau sudah pulang ke rahmatullah, banyak sekali orang orang yang diselamatkan oleh beliau, dengan keberanian beliau dan ketangguhan beliau walau nyawa taruhannya”
aku hanya bisa terdiam dan mengingat ayahku
“banyak bukti-bukti atas pengalaman penyelamatannya, dari mulai foto-foto, vidio, senjata, dan benda benda penemuannya, kemarin adalah duka yang mendalam bagi kita semua karena kita telah kehilangan orang yang sangat berjasa dalam tim penyelamat ini salah satu pengalamanya akan di ceritakan oleh kakek yang sudah diselamatkan desanya”
kakek johanpun menaiki panggung dengan tepuk tangan yang sangat meriah
“langsung saja saya mewakili desa vilar ingin mengucapkan rasa terimakasih kepada para penyelamat khususnya adam herjakson yang dengan keberaniannya dia sendirian memecahkan masalah , dengan taruhan nyawanya dia menyelamatkan desa kami dari pemberontakan , akhirnya desa kami kembali aman dan tentram, terimakasih banyak” ucap kakek johan
rasa banggaku kepada ayahku takan pernah hilang.
“banyak sekali pengorbanannya dan perjuangannya karena itu saya ingin memberi mendali dan piagam penghargaan THE BRAVE GOLD yang telah memberanikan dirinya untuk membatu sang ayahdan temannya yang sudah membantunya mereka bernama Edwan Herjakson, johan dan robert” ucap komandan
tepuk tangan meriah mengiringi langkah kita menuju panggu megah itu
“terimakasih semuanya atas dukungan kalian juga kami bisa menjadi pemberani seperti ini dan tak lupa juga terimakasih untuk komandan yang sudah memberi kepercayaan kepada ayahku dan khusus nya untuk ayahku terimakasih yah untuk ilmu yang ayah beri, tenang dialam sana yah” ucapku
akhirnya aku rober dan johan dipercaya untuk bekerja di tim penyelamat itu.


Jumat, 01 Juli 2016

The Adventurous Gold Chapter3

3

Aku, johan, dan robert terus melakaukan perjalanan markasnyapun sudah semakin dekat, tiba-tiba ada yang melempas batu kearahku 
“hey, siapa itu?” teriakku
tidak ada jawaban sama sekali yang terdengar
“kalau kau berani tunjukan dirimu” teriak johan
tidak ada jawaban lagi yang terdengar
“dasar pencundang!!” teriak robert
lalu mereka memperlihatkan dirinya
“hey, disini!kami dibelakang kalian” teriak orang yang melempar batu
“siapa kalian?” tanyaku
“jangan banyak tanya seharusnya kami yang bertanya siapa kalian?”
“kami adalah musuh dari edvan regar pecundang itu”
“apa kalian bilang?!!” teriak kelompok itu dan langsung menyerangku, johan dan robert.

Akupun melawannya dengan penuh kekesalan, johan mengeluarkan senjatanya, robert juga melawan dengan penuh amarahnya, tiba –tiba datang lagi sekelompok edvan regar. Ketika aku johan dan robert berkelahai dengan secara benar dan adil tiba-tiba salah satu pasukan edvan regar menyerangku dari belakang , darah sudah banyak berceceran ditanah
“Edwan!!!” teriak johan berlalri mendekatiku tetapi pasukan edvan regar menarik dan mendorong johan kepohon hingga johan terjatuh, rebert pun berlari mendekati johan tetapi robert dihadang oleh pasukan edvan regar
“curang kalian, pengecut!!” teriakku dengan penuh amarah. Akupun ditarik paksa menjauhi robert dan johan “robert!!johan!!” teriaku berulang ulang kali, pasukan edvan regar terus menariku, aku melihat seorang pria sedang di siksa dan ingin dibunuh dan dimasukan ingin dimasukan kedalam jurang setelah aku lihat dengan teliti lagi ternyata dia adalah ayahku
“ayahh!!” teriakku
“edwann” balas teriak ayahku
akupun langsung menggigit tangan pasukan advan regar lalu melawannya dan berlari menuju ayahkuyang sedang dikepung itu
“lepaskan ayahku!” ucapku kesal penuh keringat darah diwajahku, mereka hanya membalasnya dengan tertawa meremehkan.
“dasar tidak punya otak!!, lepaskan ayahku!” teriakku
“hey pemuda, apakah kau tidak melihat sekelilingmu, kau hanya sendiri sedangkan kita? Lebih dari cukup”
suara orang berlari terdengar dari sebelah barat, aku rasa itu adalah pasukan edvan regar, ternyata aku salah menduga, mereka adalah temanku johan dan robert
“tenang wan, ada  kita” ucap johan
johan dan robert membantuku melawan pasukan edvan regar, tak lama kemudian ketika pasukan edvan regar tinggal tersisa tiga orang, edvan regarpun datang dengan menaiki mobil besarnya
“hey pemuda, mau apa kalian datang ke daerah kekuasaanku?” tanya sombong edvan regar
“apa?! Daerah kekuasaanmu? Tidak, tidak ada tempat yang bisa menjadi tempat kekuasaanmu, semuanya tempat umum!, ingat itu!” jawabku
“kami disini ingin menghancurkan niat jahatmu dan membunuhmu” sambung robert
“tidak akan lama lagi nyawamu akan hilang” sambung robert

Edvan regar langsung menyerangku, pertarungan sengit semakin membara darahpun terus mengalir bercucuran dari tubuhku, dengan rasa kesakitan aku mendorong edvan regar kearah pohon , johan pun langsung memegangi tangannya sedangkan robert masih melawan pasukannya yang tinggal tersisa satu itu. Aku langsung mengambil tali dari dalam tas johan dan mengikatnya dipohon.
Aku menghampiri ayahku yang sedang kesakitan itu
“ayah..” ucapku, johan dan robert mendekati aku dan ayahku, ayahku hanya tersenyum sambil menahan luka ditubuhnya
“ayo bangun ayah, kita pulang” ajakku, ayahku hanya terdiam lemas.
“ayah ayo bangun ibu sudah menanti kita” ajakku lagi
akhirnya ayah ku dengan sekuat tenaga mencoba berdiri dan tiba-tiba terjatuh kembali
“kenapa yah?”
“ayah sudah tidak kuat yah, ayah ingin kamu menjadi penyelamat apapun seperti ayah, walau nyawa kamu itu harus menjadi taruhannya, jaga ibu kamu baik-baik, hanya kamu penerus ayah wan”ucap ayahku terpotong potong, dan ayahku menghembuskan nafas terakhirnya.

Aku mengambil pistol dari kantong ku dengan penuh amarah aku menembakan pistol itu ke arah edvan regar
“dasar kau pengecut!!” sambil menembakan peluru itu, johan langsung menghampiriku “edwan..”
“biarkan saja dia mati”
aku menghampiri ayahku, rasa duka yang sangat dalam saat aku melihat kematian ayahku, lalu polisi pun datang untuk membawa jasad edvan regar, kapten polisi menghampiriku
“sabar nak, ini sudah takdir untuk ayahmu pergi, mari kita bawa ayahmu” ajak polisi itu


Kamis, 30 Juni 2016

The Adventurous Gold Chapter2


2

Pagi hari aku dan johan berpamitan kepada kakek dan pergi berbekal senjata, makanan, dan obat-obatan yang diletakan didalam tas johan, aku dan johan mulai memasuka hutan marly itu, suasana yang menyeramkan dan banyak jurang itu semua tidak mengubah tekad ku dann johan untuk bertarung membela kebenaran melawan pasukan edvan regar.
“Han apakah kamu ingat kemana arah markas pasukan edvan regar?”
“iya aku ingat, nanti jika kita sampaiair terjun kita lanjut ke rah kanan setelah itu lurus sampai bertemu jurang kita lanjut ke arah kiri nanti kita akan melihat gerbang pintu yang besar dan disitulah markasnya.”
“cukup jauh perjalanannya”
“iya, nanti kita akan bermalam dipinggir air terjun, karena kita tidak bisa menyelesaikan perjalanan hari ini, hari sudah semakin sore.”
Hari sudah larut malam akhirnya aku dan johan sampai di air terjun, aku dan johan hanya menggelar daun pisang yang akan di jadikan alas untuk tidur, hatiku merasa tidak tenang akan tetapi johan sudah tidur pulas akupun harus mengikutinnya, tidak lama kemudian aku terbangun karena suara teriakan johan dan ternyata kakiknya terserang ular yang besar dan berbisa aku langsung mengambil ular itu, mengikat kaki johan dengan kain dan aku mencari daun untuk mengobati lukanya itu.
“han tidak apa kan?”
“iya wan aku tidak apa-apa”
“sebaiknya kamu tidur kembali”
setelah johan sudah terbangun dari tidurnya aku bertanya
“han,  apakahkamu masih kuat berjalan dan bisa melanjutkan perjalanan ini?”
“tentu bisa wan” johan berdiri
“lihat wan aku masih bisa, ayo kita lanjutkan perjalanan lagi” ucap johan dengan wajah yang sangat pucat , akupun tidak bisa menolak melihat usaha johan yang pantang menyerah itu.

Ketika kau dan johan sedang berjalan tiba-tiba ada seorang pemuda terlihat seumuran denganku membawa tas dan berpakaian tentara menhampiriku dan johan.
“mau kemana kalian?” tanya pemuada itu
“mau ke markas edvan regar”  jawabku
“mau apa?”
“kami ingin menghancurkan niat jahatnya”
“hati-hati awalnya aku ingin kesana tetapi aku berfikir dua kali, mereka banyak sedangkan aku hanya asendiri”
“lantas, apa urusannya dengan kamu, yasudah jangan buang waktu kami kami ingin melanjutkan perjalanan kembali” kami lanjut berjalan
pemuda itu berteriak memanggil kami “ hey!! Aku ikut” akhirnya pemuda itu bergabung denganku dan johan
“siapa namamu? Mengapa kamu ikut dengan kami?” tanya johan
“karena adik ku sudah ditangkap oleh kelompok mereka adikku adalah satu-satunya yang tersisa dari keluargaku setelah ayah dan ibuku mengalamai kecelakaan kereta, dia hanya hidup berdua denganku, tapi sekarang adikku sudah diculik oleh psukan edvan regar yang keji itu”
“sabar, bererti sekarang niat kita sama untuk menghancurkan pasukan edvan regar itu” sambungku
“oh iya perkenalkan namaku robert” sapanya.
tak sangka aku johan dan robert sudah sampai di jurang berarti tak lama lagi akan sampai di gerbang pasukan advan regar.

The Adventurous Gold Chapter1

1


Dimalam hari hujan turun sangat lebat, suara petir yang sangat keras, angin yang kencang, dan suasana yang gelap aku duduk sendirian diruang keluarga tiba-tiba dering telepon ayahku berbunyi, akupun segera menghampiri telepon itu. Ketika aku ingin mengangkatnya tiba-tiba ayahku datang dan langsung mengambil telpon genggam nya dari tanganku, ayahku pergi menjauh untuk mengangkat telpon itu, dengan wajah yang serius ayahku berbicara serius dengan orang yang menelponnya. Setelah selesai menelpon, ayahku langsung berlari kekamar dan memasukan baju-bajunya kedalam tasnya dan berpamitan kepadaku dan ibuku, sebelum berangkat ayah sempat menitip pesan kepadaku “nak, ayah pergi ada tugas yang sangat penting, jaga ibumu baik-baik ayah pergi ya.” Lalu ayahku menyalakan gas mobilnya dan pergi dalam suasana hujan yang sangat sangat lebat, tidak tahu mengapa aku sangat penasaran atas apa yang ingin dilakukannya. Namun, persaanku tidak enak aku melihat selembar kertas diatas meja khusus ayahku yang tertuliskan alamat, aku simpan kertas itu di buku ku.Sudah dua hari lamanya ayahku pergi dan tidak mengasih kabar berita tentang keadaannya perasaan khawatir datang kepada ibuku, ditengah malam ibuku menghampiriku “Edwan, apakah kamu tahu dimana keberadaan ayahmu?” tanyanya dengan penuh rasa kekhawatiran . “tidak bu, ayah sama sekali tidak memberitahu ku tentang dimana keberadaannya saat ini, sudah bu ini sudah malam sebaiknya ibu istirahat siapa tahu ayah besok datang.” Jawabku berusaha untuk menenangkan hati ibu.

tak lama kemudian aku teringat dengan kertas yang aku temukan di atas meja ayah, aku langsung memasukan baju-bajuku kedalam tas untuk mencari ayah.Keesokan harinya tepatnya jam 03.00 aku langsung berpamitan kepada ibu untuk mencari ayah, dengan kepercayaan ibu dan tekad ku yang kuat akupun di izinkan oleh ibu untuk mencari ayah, tak mengulur waktu banyak aku langsung mencari kendaraan. Kulihat sekeliling jalan tidak ada satupun kendaraan yang lewat itu membuatku harus berjalan kaki.Satu jam berlalu aku mendengar suara mobil di telingaku, aku pun memberhentikan mobil itu. “pak boleh saya ikut?” “boleh, memang kamu ingin kemana?” “ini alamatnya pak” aku menunjukan kertas alamat itu. “oh silakan, tapi didalam sini sudah tidak muat” “yasudah pak, tidak apa-apa aku duduk di bak mobilnya saja” “yasudah ayo naik.” waktu sudah semakin sore tak terasa akhirnya mobil itu sampai didaerah yang aku cari. “terimakasih pak atas tumpangannya, maaf pak sudah merepotkan” “sudah tidak apa-apa, yasudah saya ingin melanjutkan perjalanan” balas supir itu dan menjalankan gas mobilnya kembali.

Aku mulai melangkahkan kaki ku di desa Vilar yang terpencil, gelap, sunyi, menyeramkan, banyak hutan dan jurang disekitarnya, aku semakin khawatir dengan ayahku, tidak ada sinyal di telepon genggamku, penduduk desa Vilar pun jarang terlihat, hanya satu atau dua saja yang ku lihat, aku terus berjalan melanjutkan perjalanan,ketika kau sedang berjalan aku melihat seorang kakek tua yang berjalan dengan tongkatnya itu, dengan rasa berani akupun menghampirinya untuk menanyakan keberadaan ayahku. “kakek, maaf apakah disini pernah kedatangan seorang tamu yang baru dua hari yang lalu, umurnya 39 tahun dan memakai baju petugas?.” kakek tua itu hanya menjawab dengan singkatnya “ikuti saya!” tak berfikir lama aku mengikuti kakek itu, kakek itu mengajakku kesebuah rumah tua didekat hutan dimana rumah itu tempat tinggal kakek itu dan cucuknya. “duduklah” ajaknya, aku pun menurutinya. “apa tujuanmu untuk datang ke desa ini?” “aku hanya ingin mencari ayahku kek, aku khawatir dua hari yang lalu ayahku pergi dari rumah untuk pergi kedesa ini ayahku bilang dia mendapat tugas penting di desa ini , aku aku lebih khawatikan lagi ayahku pergi dari rumah pada malam hari dan itu dengan suasana hujan yang sangat deras.” “siapa nama ayahmu? “ayahku bernama Adam Herjakson” kakek itu hanya terdiam dengan wajah yang penuh kekhawatiran “kenapa kek?” “iya benar, ayahmu ditugaskan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi didesa ini, ayah mu pergi kehutan untuk mencari dimana titik pusat permasalahannya tetapi sudah dua hari ayahmu belum kembali” “memang desa ini memiliki masalah apa? Aku melihat sekeliling desa ini jarang sekali penduduk desayang terlihat” “memang desa ini adalah desa yang menakutkan dan tidak tenang banyak pembunuhan, pemberontakan, dan pencurian” “lalu bagaimana dengan nasib ayahku kek? Aku ingin bersama ayahku, aku tidak ingin ayah melawan sendirian masalah sebanyak itu dan sangat berbahaya” “jika kamu ingin mencari ayahmu, sebaiknya besok saja saya akan meminta cucuk saya agar ikut bersamamu, Johan!!” panggil kakek itu
cucuknya langsung menghampirinya dengan tubuh yang berisi, gagah, tinggi, kakek itu memperkenalkannya kepadaku. “perkenalkan ini cucuk saya, ayahnya sudah meninggal, karena ketika ayahnya sedang memcari permasalahan desa ini ayahnya terbunuh, johan akan ikut bersamamu untuk mencari ayahmu”

Hari sudah malam, angin dingin, suara derasnya angin sungai, dan bunyi sunyi dari hutan menemaniku dan johan berbinca didepan rumah tua itu. “Han apakah kamu yakin besok akan ikut bersamaku untuk mencari ayahku?” “yakin, karena aku juga ingin membalas orang yang sudah membunuh ayahku.” “bagaimana desa ini bisa menjadi desa yang sunyi dan menyeramkan seperti saat ini?” “awalnya desa ini adalah desa yang nyaman dan tentram, akan tetapi ada sekelompok pemberontak yang dipimpin oleh Edvan Regar yang ingin menjadikan desa ini tempat kekuasaannya. Ia dan para pasukannya selalu membunuh dan mencuri sesuatu dari desa ini dan markas mereka ada di hutan Marly hutan yang berda di ujung desa ini” “dasar orang yang tidak punya fikiran! Akan aku bunuh orang itu” amarahku keluar “ayo kita persiapkan untuk perjalanan kita esok”